Gadis Berkacamata
Di sebuah ruang di mana
ada banyak kursi yang tertata rapi, dengan dinding berwarna putih dan sebuah
papan tulis besar di depan ruangan. Di sebuah ruang, di mana banyak di antara
kita menyebut ruang itu dengan sebutan kelas, di tempat itu tak sengaja aku melihat
dirimu.
Seperti kebanyakan
manusia lain yang berada di dalam ruangan itu, aku pun merasa bosan. Memang,
terkadang mendengarkan penjelasan dosen yang mengajar di depan kelas bisa
terasa sangat melelahkan. Dan tak jarang, aku berharap agar kelas segera
berakhir.
Ketika kebosanan mulai
memuncak, salah satu solusi terbaik untuk mengusirnya adalah dengan mengedarkan
pandangan. Mencoba mengamati apa yang sedang terjadi disekitarku. Memandang ke
kejauhan melalui jendela, mencoba mengintip keluar kelas melalui celah pintu yang
sedikit terbuka, atau sekedar melihat sekilas apa yang terjadi pada
manusia-manusia lain yang juga berada di ruangan itu.
Dan saat itu,
pandanganku terhenti pada sebuah titik. Ya, di titik itu aku melihat kamu. Duduk
sendirian di barisan kursi paling belakang ruangan ini. Duduk begitu tenang
dengan pandangan tertuju ke depan seolah memerhatikan apa yang sedang
dijelaskan oleh sang dosen yang beberapa saat sebelumnya sukses membuatku
merasa begitu bosan.
Setelahnya, aku tidak
benar-benar mengerti tentang apa yang sebenarnya terjadi. Hanya saja entah
kenapa secara aneh semua fokusku seolah tersita untuk memerhatikan kamu. Dan
secara aneh pula, kebosanan yang sebelumnya kurasakan seketika menghilang.
Meski aku hanya
memandangi dari kejauhan, tapi entah kenapa dalam sekejap seolah aku mulai
hapal semua gerak-gerikmu. Mencatat ketika dosen baru saja mengatakan sebuah
poin yang cukup penting, bermain kuku –aku cukup yakin itu cara kamu untuk
mengusir kebosanan-, merapikan jilbab, dan tentu saja yang tak kan pernah
terlupa, ketika kamu membetulkan posisi kacamatamu.
“Cukup
sekian pertemuan kita hari ini.”
Terdengar suara yang
berasal dari depan ruangan. Suara yang seolah menjadi penanda bahwa kelas telah
usai. Seperti manusia-manusia lain yang berada di ruangan itu, kamu pun berdiri
dari tempat dudukmu dan kemudian keluar meninggalkan ruangan itu.
Sementara kamu telah
keluar, aku tetap berada di atas kursiku. Aku memang sengaja untuk menunggu
suasana ruangan menjadi sedikit lebih sepi. Kemudian ketika ruangan mulai sepi,
aku melangkahkan kakiku menuju pintu keluar ruangan itu. Meninggalkan ruangan
itu dengan sebuah pertanyaan …
Mungkinkah suatu saat
aku bisa berada diruangan yang sama denganmu lagi?
Belum ada Komentar untuk "Gadis Berkacamata"
Posting Komentar