Setelah Baca Narcissu [Review Buku]
Pada akhir Desember tahun lalu, aku pergi ke UMS
Book Store untuk menukarkan voucher buku gratis sebesar Rp.100.000-. Lumayan
lah. Bisa buat nambahin koleksi buku di
rumah.
Dan akhirnya, setelah berputar-putar cukup lama, aku
memutuskan untuk membawa pulang dua buku. Yang pertama, Paranorak Activity
karya Exis Wijaya. Dan yang kedua, novel terjemahan Jepang yang berjudul
Narcissu karya Tomo Kataoka.
Di kesempatan kali ini, aku pengen sok-sokan
ngeriview buku yang terakhir aku sebut di paragraf sebelumnya. Yap, tepat
sekali. Narcissu karya Tomo Kataoka. Dan mungkin lain kali aku juga harus bikin
review yang tentang buku Paranorak Activity. Bukan apa-apa, cuman kayaknya belum ada blog yang ngasih review
karya dari Exis Wijaya itu. Menjadi pioneer kayaknya akan jadi hal yang
menarik.
Ok, kembali kepada novel Jepang yang akan aku review
kali ini. Kita mulai dari informasi dasar.
Narcissu (ナルキッソス) merupakan light novel karangan Tomo
Takaoka yang diadaptasi dari game/visual novel yang didesain oleh beliau sendiri.
Mulai terbit di jepang pada tahun 2008. Dan mulai dicetak di Indonesia pada …
aku tidak yakin, tapi yang tertulis di buku sih 2015.
***
TULISAN
YANG ADA DI COVER BELAKANG BUKU
“Hanya tempat untuk menghabiskan hidup.”
Pada suatu hari di musim gugur, seorang anak laki-laki
yang hampir tak bernapas, Yuu Atou, dirawat di L7. Begitu juga gadis cantik
dengan rambut hitam panjang pasien yang lebih dulu dirawat di sana, setsumi,
golongan darah O, seperti tertera di gelang putih yang dikenakannya, seorang
anak perempuan dengan ekspresi wajah tidak menyenengkan karena jantungnya
nyaris tak berdetak. Keduanya akan mati karena penyakit yang dideritanya. Menjelang
akhir hayat pilihannya hanya rumah atau ruang rawat L7, namun mereka memilih
untuk mencuri mobil ayah Yuu dan kabur tanpa tujuan maupun memikirkan masa
depan mereka… hingga maut menjemput. Karya menyentuh kreator game terkenal Tomo
Kataoka, metamorfosis game hadir dalam sebuah novel.
***
Penilaianku tentang buku ini …
COVER
Ya, cover. Alasan utama kenapa aku membawa pulang
buku ini adalah … tepat, karena covernya kawaii. Entah kenapa imanku
tergoyahkan hanya karena cover depannya. Kawaii abis. Pengen bukti? Bisa dilihat
di gambar paling atas.
ILUSTRASI
Sebagai light novel, tentu saja aku menyoroti
bagaimana ilustrasinya. Dan sayangnya aku agak kecewa karena ternyata
ilustrasinya nggak sekawaii covernya.
KENIKMATAN MEMBACA
Aku nggak tahu kenapa tapi, kayaknya aku agak bosen.
Di awal aku sempat menduga ini akan keren. Tapi, sekali lagi nggak tahu kenapa
aku nggak merasa berdebar pas membacanya. Maksudku, aku nggak ngerasa
penasaran. Kayak biasa aja gitu.
AKHIR YANG NGGAK KETEBAK
Awalnya aku berpikir di akhir Yuu Atou dan Setsumi
akan jadian. Atau seenggaknya mereka akan mati bersama. Tapi ternyata malah ……
sorry, aku tetap pada pendirianku sebagai manusia anti spoiler. Kalau mau tahu
akhirnya kayak gimana, bisa beli dan baca sendiri. Hehehe.
Kayaknya cuman itu aja yang bisa aku tulis tentang
light novel Narcissu karya Tomo Kataoka. Semoga artikel ini bermanfaat.
Belum ada Komentar untuk "Setelah Baca Narcissu [Review Buku]"
Posting Komentar