Memilih Jurusan Kuliah, Antara Passion Atau Prospek
Bagi banyak orang, memilih jurusan kuliah adalah
sesuatu yang sangat dilematis. Ya, benar-benar berat. Setidaknya bagi
orang-orang yang memang peduli dengan masa depannya.
Memilih jurusan kuliah benar-benar membutuhkan
pertimbangan yang sangat matang. Bahkan, banyak siswa kelas 3 SMA yang
dipusingkan dengan jurusan mana yang akan mereka pilih ketika menginjak bangku
perkuliahan padahal ujian nasional/ujian akhir belum berlangsung.
Dan memikirkan tentang hal itu, entah kenapa aku
memiliki kesimpulan bagaimana cara manusia memilih jurusan kuliah. Sebenarnya
ada dua alasan kuat dalam pemilihan jurusan kuliah. Kalau enggak menuruti
passion, maka dia akan menuruti prospek. Selalu seperti itu. Ya walau ada
pertimbangan yang lain, sih. Tapi yang paling dominan tetap dua hal itu. Antara
prospek dan passion.
Di artikel kali ini, entah kenapa aku ingin membahas
itu dengan detail. Tapi tentu saja masih dalam batasan sedetail yang aku mampu.
Baik, daripada kelamaan mending kita langsung aja.
PASSION
Beruntunglah kamu wahai orang-orang yang tahu
passionmu sedari dini. Karena ketika kamu menemukan passionmu, kemudian kamu
berkuliah di jurusan yang memang sesuai dengan passionmu, bisa jadi itu adalah
kenikmatan dunia yang sesungguhnya.
Banyak hal positif yang akan kamu dapatkan kalau
kamu kuliah di jurusan yang memang sesuai dengan passion kamu. Seperti kamu
akan bersemangat dalam menjalani kuliah karena materi yang diberikan oleh dosen
memang terkesan seakan dunia kamu banget. Terus kamu juga nggak bakal merasa
salah jurusan. Semua itu terjadi ya karena kamu benar-benar mencintai bidang
itu.
Tapi masalah terbesar dari memilih jurusan kuliah
berdasarkan passion adalah, terkadang passion kamu nggak memiliki prospek yang
bagus. Tentu saja dalam hal ini berkaitan dengan uang. Ok, mungkin kamu akan
berkata semua akan baik saja asalkan kamu melakukan apa yang kamu suka. Tapi,
apa benar begitu? Seenggaknya orang tua kamu nggak bakal memiliki pemikiran
yang sama dengan kamu. Karena biasanya orang tua akan mengukur tingkat
kebahagian dan kesuksesan anak dari berapa penghasilan yang anak dapatkan.
Walau terkadang kebahagiaan dan kesuksesan tidak melulu masalah uang.
Jadi, kalau misalkan kamu ingin mengambil jurusan
kuliah berdasarkan passion, saranku adalah mantapkanlah pilihanmu. Dan coba
yakinkan orang tua kamu kalau pilihan yang kamu ambil adalah yang terbaik untuk
hidup kamu. Karena aku yakin, selama kamu bisa melakukan apa yang kamu suka,
semua akan baik-baik saja.
PROSPEK
Aku yakin kalau kamu memilih jurusan kuliah
berdasarkan prospek, berarti kamu adalah orang yang sangat-sangat dewasa.
Karena di usia semuda itu, kamu udah bisa menentukan apa yang terbaik buat kamu
di masa mendatang.
Aku sangat yakin di dunia ini banyak sekali orang
yang memilih jurusan kuliah karena prospek. Misal, perawat. Aku nggak yakin orang-orang
yang mengambil kuliah perawat benar-benar bercita-cita untuk merawat orang
lain. Ya, walau tidak semuanya, aku kok menduga kalau mereka memilih itu karena
berpikir dengan masuk jurusan perawat akan mudah dalam mencari pekerjaan. Sekali
lagi tidak semuanya kayak gitu.
Tapi menurutku, dibanding menuruti passion yang
terkesan egois karena hanya akan melakukan apa yang kamu suka, melihat prospek
adalah sikap yang lebih bijaksana. Kayak dewasa aja gitu. Melakukan sesuatu
yang belum tentu kamu suka karena kamu yakin itu akan berguna untuk kamu di
masa yang akan datang.
Dan satu hal lagi. Aku selalu meyakini bahwa semua
hal di dunia ini mempunyai potensi yang sangat besar untuk berubah. Bisa jadi
apa yang nggak terlalu kamu sukai di masa sekarang akan menjadi hal yang akan
kamu nikmati di masa mendatang.
Jika pada akhirnya kamu memilih jurusan kuliah
berdasarkan prospek, aku hanya mau bilang kalau kamu adalah pribadi yang luar
biasa. Saranku, tetaplah konsisten pada apa yang kamu yakini akan menjadi
sesuatu yang baik di masa yang akan datang.
SARAN
ORANG TUA
Nah, ini. Banyak orang yang nggak bisa menemukan
passionnya –atau seenggaknya dia menemukan passionnya tapi tidak terlalu yakin
untuk menekuninya- dan nggak tahu tentang prospek hidupnya akhirnya memutuskan
mengambil jurusan kuliah berdasarkan saran dari orang tua.
Bukan hal yang buruk memang. Karena pada dasarnya
orang tua pasti akan memilihkan yang terbaik untuk kamu. Atau seenggaknya
mereka akan berusaha melakukan itu. Dan bahkan aku mengambil kuliah di jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis pun karena saran dari orang tuaku.
Tapi memilih jurusan kuliah karena saran orang tua
biasanya rawan akan beberapa hal. Seperti merasa salah jurusan dan lain
sebagainya. Seenggaknya, itulah yang kadang kali aku rasakan. Hehe.
Tapi walau terkadang kamu kesulitan mengikuti
perkuliahan, lambat laun kamu pasti bisa menyesuaikan dan menikmatinya, kok.
Sekali lagi, seenggaknya itulah yang aku rasakan.
Saranku, sih. Kalau kamu memilih jurusan kuliah
karena alasan saran dari orang tua, yakinkan diri kamu kalau orang tua kamu
memilihkan yang terbaik untuk kamu dan masa depan kamu.
ALASAN
CEMEN LAINNYA
Selain dua alasan dominan seperti prospek dan
passion, atau alasan alternative seperti saran orang tua, masih ada alasan lain
yang nggak tahu kenapa menurutku cemen. Misal memilih jurusan kuliah karena
pacar atau orang yang kamu suka memilih jurusan itu di universitas itu juga.
Atau karena kakak kamu dulunya juga memilih jurusan itu jadinya kamu nggak
perlu repot beli buku tinggal pinjem punya kakak kamu. Atau karena gengsi. Atau
alasan-alasan aneh lain yang semacam itu.
Jika kamu benar-benar memutuskan memilih jurusan
kuliah karena alasan-alasan cemen seperti itu, saranku sih … kayaknya kamu
perlu sholat istiqarah, deh.
Artikelnya keren bro.
BalasHapusmakasih banyak mas bro
HapusMantap banget lah ini 😍
BalasHapusthanks udah mampir ya mbak
HapusBagus mas ^^ Bte kalo boleh tau, kuliah di mana nih masnya?
BalasHapusCurhat dikit boleh kali ya 😅
Tapi ya gimana ya, kebetulan kita sama-sama kuliah di jurusan manajemen fakultas ekonomi dan bisnis. Dulu sih saya ngambil manajemen karna berpikir tentang prospek ke depan, bahkan saya yang "terkesan" memaksa jurusan ini pada orang tua. Tapi setelah dua semester ini saya jalani, bahkan jujur dari mulai semester pertama pun, saya udah agak goyang/ragu di manajemen. Orang tua pernah nyaranin hukum dan sejenisnya, tapi dulu saya yang ngotot nggak mau, dan tetap pada pendirian ke manajemen, dan ntah kenapa saya sekarang agak menyesal 😢
Tahun ini ikut sbmptn lagi, tapi orang tua agak kurang setuju sama pilihan jurusan saya yang baru, walau saya udah ngasih tau banyak hal ke mereka tentang jurusan itu. Paling kalo lagi ngobrol, jadi nyerempet ke "kan nanti kamu bisa jadi S.M. (Sarjana Manajemen).
Duh bingung banget nihh
Tolong kasih saran dong mas 😔
Thx
saya kuliah di UMS. di Solo. pokoknya pilih kampus yang paling deket dari rumah. swasta nggak papa yang penting deket. hehe
Hapuskalau boleh tau emang pilihan jurusan yang barunya apa? mungkin orang tua kamu mikirnya kalau udah terlanjur ya mending di selesaikan sekalian. kayak pepatah Jawa. "wes bacut teles, mending nyemplung sisan.". artinya kalau udah terlanjur basah mending nyebur sekalian. kalau kamu pengen pindah dan mulai dari awal, tentu ada kerugiannya. yang paling keliatan jelas kerugian dari finansial dan waktu. waktu setahun itu berharga banget lho.
tapi kalo kamu emang pengen banget mulai dari awal karena kamu yakin itu yang terbaik buat kamu menurut saya nggak papa juga sih. karena orang yang paling mengerti kamu pastinya ya kamu sendiri. tapi kamu harus inget kalau nggak ada jaminan perasaan goyang yang nyerang kamu di manajemen nggak akan hadir lagi di jurusan kamu yang baru. tapi sekali lagi kalau kamu yakin ya jalanin aja. hidup itu pilihan kok.
btw, sorry banget ya baru bisa bales sekarang. sorry banget karena kayaknya saran saya udah kadaluwarsa. hehe
Hai. Aku sekarang kuliah Teknik Informatika di salah satu Univ.Swasta, baru masuk semester 2. Tapi aku merasa salah jurusan sejak di pertengahan semester pertama dan kesulitan di matkul eksak. Nilai semster 1 memang bisa dibilang bagus dan baik, tapi sampai sekarang ak masih belum yakin dengan jurusan ini. Passionku di jurnalistik, pernah aku ungkapkan sama orang2 terdekatku mau kuliah di Ilkom, Sastra Inggris, tapi mereka bilang prospek lulusannya kurang menjamin. Lalu mereka menyarankan masuk Hukum atau Ekonomi saja. Dan yg TI ini juga saran dan masukan abangku yg lain dan aku pun dengan semangat waktu itu langsung mengiyakan dan mendaftar. Aku harus bagaimana ya? Mau ikuti passsion tapi mikirin prospeknya juga, mau keluar dari jurusanku yg sekarang gak tega sama abangku bikin kecewa dia, mau masuk hukum/ekonomi juga masih bingung. Ortu memang membebaskan ak memilih.
BalasHapushanya 1 kalimat sih gan: IKUTI KATA HATI. at least kalo nyesel keselnya sama diri sendiri. kaya... "kenapa dulu gini ya". kalau ikut kata orang, biasanya kalo kesel dalam hati nyalahin orang. gitu sih
Hapus