Benarkah Persis Solo Selalu Dirugikan PSSI?
Akhir-akhir ini, sering
kali di media sosial saya menemukan postingan-postingan dari teman-teman supporter
Persis Solo yang menyiratkan rasa kekecewaannya terhadap federasi sepakbola
negeri ini, PSSI. Mulai dari denda yang dijatuhkan kepada klub, hingga wasit
pengadil pertandingan yang dirasa sering kali membuat keputusan konyol nan aneh
yang merugikan Laskar Sambernyawa.
Hasil dari
kekecewaan-kekecewaan itu tentu memunculkan kalimat seperti “Persis Solo kalahe gur karo wasit,”
atau "PSSI Sehat?" dan semacamnya. Bahkan mungkin tidak sedikit yang beranggapan bahwa PSSI
selalu merugikan Persis Solo. Lalu, sebuah pertanyaan sederhana pun muncul di
benak saya. Benarkah Persis Solo memang selalu dirugikan PSSI?
Tidak. Saya rasa
jawabannya adalah tidak. Persis Solo mungkin memang pernah dirugikan oleh PSSI.
Tapi, pernah dirugikan bukan berarti selalu dirugikan. Ada saat juga di mana
Persis diuntungkan. Dan di postingan kali ini saya pengen mengenang saat-saat
di mana tim kebanggaan wong Solo Raya ini diuntungkan sama PSSI. Itung-itung
nostalgia jaman-jaman jadi supporter dulu.
Pertama …
Saat ini, Persis Solo
berlaga di Liga 2, kompetisi sepakbola level dua di negeri tercinta ini. Tapi,
apakah Persis memang benar-benar berhak untuk tampil di Liga 2? Kayaknya sih
nggak. Karena pada tahun 2011, ketika Liga 2 masih bernama Divisi Utama, Persis
seharusnya degradasi ke kasta ketiga yang waktu itu masih bernama Divisi 1.
Bagaimana nggak
degradasi. Persis Solo yang waktu itu krisis keuangan menjalani musim kompetisi
dengan sangat memprihatinkan. Kemenangan terasa sangat langka. Hanya terjadi
sekali dalam satu musim. Lima pertandingan berakhir imbang dan sisanya kalah. Hasilnya,
Persis menjadi juru kunci di klasemen akhir.
Setelah menjadi juru kunci
di musim 2011, coba tebak di manakah kira-kira Persis Solo berlaga di musim
2012? Apakah Divisi 1? Salah! Secara ajaib Persis Solo tetap bertahan di Divisi
Utama hingga sekarang.
Terkejut? Sebaiknya jangan.
Karena Bukan hanya sekali Persis Solo lolos dari jeratan degradasi padahal jadi
tim urutan terbawah klasemen dengan poin paling sedikit. Pada tahun 2010,
Persis juga jadi juru kunci dan tidak terdegradasi.
Jadi intinya, Persis
Solo pernah mendekam di dasar klasemen akhir selama dua musim beruntun, 2010
dan 2011. Di dua musim beruntun itu pula, secara ajaib Laskar Sambernyawa lolos
dari jeratan degradasi. Haruskah kita sebagai simpatisan Persis Solo
berterimakasih kepada PSSI? Sebaiknya jangan dulu. Karena masih ada lagi.
Kedua …
Dulu, ketika Persis
Solo masih terlilit krisis keungan parah, ketika Persis Solo harus bertandang
ke markas tim yang berasal dari Indonesia timur, tidak jarang Persis Solo
memilih untuk tidak menghadiri pertandingan itu karena masalah biaya. Dengan kata
lain, Persis sengaja untuk kalah WO.
Tapi dengan memilih
untuk tidak menghadiri laga karena masalah biaya adalah pilihan terbaik? Apakah
memilih WO tidak memiliki konsekuensi? Jawabannya, konsekuensi jelas ada. Selain
mungkin hasil pertandingan otomatis kalah, jelas akan ada denda berpuluh-puluh
juta ketika sebuah tim memutuskan untuk WO.
Tentu saja Persis Solo
juga didenda. Tapi kerennya, waktu itu Persis Solo sama sekali tidak pernah
membayar denda terkait masalah WO kepada PSSI. Keputusan denda sudah keluar
tapi nggak dibayar. Jadi mirip kayak orang ditilang polisi tapi nggak mau
bayar. Dan Persis Solo woles aja, tuh. Tetap menjalani hari seperti biasa
seolah tidak pernah terjadi apapun.
Bahkan di tahun 2013,
karena sudah berpengalaman dengan tidak membayar denda lantaran WO, Walikota
Solo, Hadi Rudyatmo pernah menyarankan Persis Solo agar tidak perlu berangkat
ke kandang Persifa Fak-fak di Papua kalau memang tidak punya dana.
“Ya nggak perlu berangkat, jangan dipaksakan
kalau memang nggak punya uang. Seperti Persis (musim 2008) dulu kan juga nggak
berangkat kalau main di Indonesia timur. Seperti dulu kalaupun kena denda ya
nggak perlu mbayar.”
Paragraf di atas adalah
kutipan kalimat yang di ucapkan Pak Rudy terkait WOnya Persis lawan Persifa
Fak-fak di tahun 2013. Tuh kan, kalau kena denda ya nggak perlu mbayar. Dan nampaknya
PSSI juga tidak pernah mempermasalahkan atau mengungkit tentang denda Persis
Solo karena kasus WO ini.
Ketiga …
Saya mulai bingung mau
nulis apa. Lagipula jam di laptop saya sudah menunjukkan pukul 01:00 malam. Kayaknya
sudah waktunya untuk istirahat. Kalau ada yang ingat kebaikan apalagi yang
pernah dilakukan PSSI kepada Persis Solo, mungkin bisa ditulis di comment. Hehe
Ahh, kalau
dipikir-pikir, sebenarnya saya juga nggak tahu kenapa saya harus menulis
artikel ini. Tapi setidaknya sebuah pertanyaan sederhana di benak saya akhirnya
terjawab. Benarkah Persis Solo selalu dirugikan PSSI? Sekali lagi, jawabannya
jelas tidak.
Belum ada Komentar untuk "Benarkah Persis Solo Selalu Dirugikan PSSI?"
Posting Komentar