Post Graduation Depression, Depresi Setelah Wisuda
Bahagia. Jika ada emosi
yang dihasilkan dari kelulusan, wisuda, graduation, atau apapun mereka
menyebutnya, mungkin bahagia adalah satu-satunya hal yang terlintas di pikiran
banyak orang. Namun, benarkah hanya bahagia? Tentu tidak. Masih banyak emosi
lain yang dirasakan orang-orang ketika wisuda datang. Haru misalnya. Atau
bahkan mungkin… DEPRESI.
Hah? Depresi?
Ok, mungkin ini
terdengar sedikit aneh. Tapi depresi setelah wisuda, atau dikenal juga dengan
sebutan post graduation depression adalah sesuatu yang nyata. Sesuatu yang
normal, kok. Banyak orang di luar sana mengalaminya. Ga percaya? Coba aja buka
google dan kemudian ketik key-word ‘post grad depression’, saya jamin kamu
bakalan nemu banyak sekali artikel tentang itu.
Jika artikel-artikel di
google tidak cukup untuk membuat kamu percaya, maka ijinkanlah saya untuk membuat
sebuah pengakuan. Saya wisuda tanggal 28 September 2019, belum lama kan, baru
dua bulan berlalu. Intinya saya baru saja lulus kuliah dan… ya benar, saya
mengalami post grad depression.
Memang agak aneh,
kenapa di moment yang harusnya membahagiakan, kenapa emosi yang muncul justru
depresi. Setelah melalui perjuangan lima tahun kuliah, belum lagi harus
berdarah-darah saat berjibaku dengan skripsi, kenapa bukan rasa haru yang
muncul? Kenapa justru depresi?
Sejujurnya, saya
mencoba menganalisa secara sotoy-sotoyan tentang apa yang sebenarnya terjadi
terhadap diri saya hingga akhirnya saya menemukan kesimpulan kenapa si post
grad depression ini bisa muncul. Setidaknya, ada tiga faktor…
KESEPIAN
Seengganya kesepian
adalah hal utama yang saya rasakan. Saya benar-benar merasa kesepian. Lulus kuliah
membuat kita menyelesaikan urusan dengan kampus tempat kita menuntut ilmu. Masalahnya,
selain menuntut ilmu, di kampus kita juga mendapatkan teman. Membentuk sebuah
circle pertemanan adalah sesuatu yang normal saat kita bicara soal kehidupan
kuliah. Sialnya, lulus kuliah membuat kita kehilangan circle pertemanan
tersebut.
Mungkin kamu bakal
bilang “kan bisa nongkrong bareng lagi”. Iya, sih. Sayang faktanya ga
sesedarhana itu. selepas wisuda, teman-teman yang lain mulai punya kesibukan
sendiri-sendiri. Belum lagi banyak teman yang berasal dari luar kota menjadi
satu halangan tersendiri. Intinya circle pertemanan yang hilang membuat saya
merasa kesepian. Dan saya yakin itu adalah salah satu faktor yang bertanggung
jawab terhadap post grad depression yang saya alami.
KEHIDUPAN
YANG SERBA ABU-ABU
Kalau jaman kuliah,
semuanya serba jelas. kita tau apa yang harus kita lakukan. Ngerjain skripsi,
konsul ke dosen pembimbing, revisi, konsul lagi bagi mahasiswa tua. Atau kuliah,
bikin tugas, presentasi, bikin laporan buat mahasiswa yang lebih muda. Kita mau
ngapain, semuanya serba jelas.
Tapi setelah lulus
semuanya berbeda. Kesibukan-kesibukan ala mahasiswa sudah ga lagi kita rasakan.
Bingung mau ngapain, gatau tentang apa yang harus dilakukan untuk menjalani
hari adalah sesuatu yang akrab dengan saya akhir-akhir ini. Belum lagi tentang
akan menjadi apa kita di masa depan, semuanya belum jelas. Masih sangat samar,
abu-abu. Bayang-bayang akan menjadi sampah masyarakat gatau kenapa sering
mampir ke benak saya. Dan itu membuat saya depresi.
TEMAN YANG LAIN SUDAH
SUKSES
Masih berkaitan dengan
poin yang sebelumnya, saat kita masih menjalani kehidupan yang serba abu-abu,
teman kita yang seumuran dengan sangat kita sadari sudah mencapai titik
tertentu dalam kehidupan mereka. Bukan iri atau ga suka dengan pencapaian orang
lain, tapi lebih ke ga paham lagi sama diri sendiri kenapa saya masih di tahap
yang gini-gini aja. Mungkin kamu pernah dengar ungkapan bahwa jangan melihat
hidup orang lain, karena semua orang menjalani garisnya masing-masing. Tapi,
bagaimana pun juga faktanya kita ga benar-benar bisa tutup mata soal hal itu.
Umm.. sebenarnya hanya
3 faktor itu aja, sih. Next time saya bakal nulis tentang bagaimana saya mengatasi syndrom itu. Sebenarnya saya pengen sekalian nulis di postingan kali ini. Tapi sayanya udah capek. Jadi, lain kali aja ya. Thanks.
Belum ada Komentar untuk "Post Graduation Depression, Depresi Setelah Wisuda"
Posting Komentar