Selamat Tinggal 2015



Tahun baru itu penting enggak, sih?

Huh, nggak kerasa waktu terus berjalan. Dan nggak kerasa pula, hari ini –31 Desember 2015- akan menjadi hari terakhir di tahun 2015. Dan di momen seperti inilah pertanyaan itu biasa muncul. Sebuah pertanyaan berbunyi …

“Tahun baru itu penting enggak, sih?”

Banyak pro dan kontra seputar tahun baru. Banyak yang bilang merayakan pergantian tahun itu adalah tindakan yang cuma menghamburkan uang. Mungkin kita bisa ambil kesimpulan kalau merayakan tahun baru itu enggak penting-penting amat.

Tapi, masalahnya pertanyaan di atas bukan ditujukan ke perayaannya. Namun lebih ke tahun barunya sendiri. Tahun baru itu penting enggak, sih?

Mungkin, perayaan tahun baru memang cuman menghamburkan uang. Tapi, menurutku tahun baru itu penting lho. Ada yang bilang tahun baru itu nggak ada bedanya sama hari-hari biasa. Tapi sekali lagi, bagiku itu penting.

Karena menurutku gini. Dalam hidup ini, terkadang kita harus melihat ke belakang untuk mengukur seperti apa sih kita dalam periode tertentu. Dan menurutku, durasi paling tepat untuk mengukur semua itu adalah durasi periode tahun.

Iya, menurutku periode tahun adalah yang paling ideal. Soalnya kalau bulan, minggu, hari, apalagi detik itu terlalu singkat. Enggak akan banyak hal yang berubah dan berkembang dalam periode seperti itu. Tapi kalau kita pakainya abad, tentunya kelamaan ya. Udah keburu mati.

Tapi, kalian tahu enggak sih tahun itu apa?

Sebenarnya definisi tahun sendiri adalah waktu yang diperlukan oleh Bumi untuk mengelilingi matahari. Aku yakin kalian juga udah tahu tentang hal itu. Dan sebenarnya maksud sesungguhnya dari paragrap-paragrap membingungkan di atas adalah …

Terkadang, kita harus merenung. Tentang apa saja yang kita lakukan selama bumi berputar mengelilingi matahari. Tentang apa saja yang telah kita capai, telah kita raih, atau bahkan sesuatu yang sebenarnya sudah kita rencanakan walau belum berhasil kita capai di sebuah periode yang biasa kita sebut sebagai satu tahun tersebut. Dan kurasa momen pergantian tahun adalah momen terbaik untuk merenungkan hal itu.

Kalau bicara tentang apa saja yang terjadi padaku selama 2015, sebenarnya banyak. Dan kayaknya juga banyak yang lupa. Hehe. Yang paling enggak mungkin lupa tentunya kelahiran blog ini. Hehe. Karena blog ini mulai kuurus di awal tahun 2015. Selain itu di tahun 2015 aku juga mulai aktif di Instagram. Id: mfr_76 … eh, enggak penting ya?

Sebenarnya kalaui ngomongin tahun 2015, tahun ini adalah tahun yang luar biasa. Sebuah tahun di mana aku mendapatkan semangat dan impian baru.

Oh, iya. Sebelum kita masuk ke pembahasan tentang impian baru di atas, aku mau bilang dulu kalau tahun 2015 adalah sebuah tahun di mana aku ingin berkata bahwa di tahun ini aku adalah seorang mantan supporter bola. Karena di tahun 2015 aku memang benar-benar enggak pernah lagi datang ke stadion untuk mendukung Persis Solo. Dan kayaknya untuk jangka waktu yang lama aku enggak akan pernah lagi datang ke Stadion Manahan.

Balik lagi ke semangat dan impian baru.

Awal tahun 2015 adalah masa di mana aku mulai bermimpi untuk menjadi seorang penulis. Sejak itulah aku mulai mengakrabkan diri dengan Microsoft Word.

Sebenarnya semua berawal dari kecintaanku pada berkhayal, membaca manga, dan menonton anime. Dulunya, aku berpikir bahwa semua anime diadaptasi dari cerita manga. Aku juga pernah berpikir untuk meluapkan khayalanku ke dalam manga. Namun sayangnya aku sama sekali enggak bisa menggambar. Gambaranku itu jelek, ah sorry, maksudku ancur banget.

Hingga akhirnya aku sadar kalau ternyata ada banyak anime yang ceritanya diadaptasi dari light novel. Sebuah novel yang di situ ada ilustrasinya yang digambar dengan gaya menggambar manga.

Dan saat itu aku mulai berpikir … kalau aku enggak bisa menggambar, kenapa aku enggak meluapkan khayalanku ke dalam tulisan aja?

Sejak saat itu, dimulailah hari-hari di mana aku selalu bergumul dengan Microsoft Word. Ya, walau memang sih belum ada prestasi apa-apa yang bisa kuraih di bidang menulis ini. Hehe. Tapi seenggaknya aku berharap di tahun 2016 aku udah bisa nerbitin buku. AMIN.

Selain menulis, di sepertiga pertama tahun 2015, aku mencoba masuk ke dalam sebuah bidang seni yang baru. Sebuah kesenian yang sebenarnya sudah aku kagumi sejak lama. Sebuah semangat dan impian baru juga untukku.

Yap, stand up comedy. Tepatnya  pada tanggal 9 April 2015 aku mulai mencoba open mic. Dan hingga saat ini aku masih rutin melakukannya.

Selain semangat dan impian, banyak hal menyenangkan lain yang aku dapatkan dari stand up comedy. Banyak mengenal teman baru, hingga merasakan sebuah malam yang benar-benar membahagiakan.

Malam membahagiakan yang kumaksud adalah malam pada tanggal 17 September 2015. Malam di mana aku tampil dalam sebuah mini show stand up comedy yang bertajuk Majelis Tawa Mini Show. Dan jika kuingat kembali, malam itu adalah malam terbaik di sepanjang tahun 2015. Tidak, bahkan kurasa itu adalah malam terbaik sepanjang yang bisa kuingat.
Majelis Tawa Mini Show
Di tahun ini aku juga pernah dapat uang dari stand up comedy. Enggak gede sih. Bahkan besarnya cuma sekitar 0,05% dari uang jajan bulanan reguler yang dikasih bapakku. Kecil, kan.

Sayangnya, di akhir 2015 aku merasakan kegagalan beruntun. Yang pertama enggak lolos audisi SUCI 6. Dan yang kedua aku gagal di kompetisi Stand Up Comedy Porsema UMS yang digelar oleh BEM UMS.

Yah, semoga di tahun 2016 akan banyak hal menarik lagi yang bisa aku dapat dari stand up comedy.

Oh, iya. Di tahun 2015 ini aku juga berusaha untuk berubah menjadi orang yang sedikit berguna untuk kampus. Di pertengahan tahun, aku mendaftarkan diri untuk menjadi PMK Masta 2015. Dan di separuh akhir tahun 2015 hari sabtuku juga kuhabiskan untuk menjadi pementor di Mentoring FEB UMS 2015/2016. Itung-itung pengalaman baru. Hehe.

Kalau ngomongin semangat dan impian baru, sebenarnya bukan cuma aku saja yang punya. Tapi, entah kenapa orang serumah kayaknya juga merasakan dan mendapatkan hal yang sama.

Tahun ini adalah tahun di mana orang tuaku juga merasakan hal itu. Karena di tahun 2015 ini orang tuaku mulai berpikir untuk membuat dua usaha baru. Kuliner dan Mini market. Walau belum terealisasi dan masih dalam tahap persiapan, semoga di tahun 2016 dan tahun-tahun selanjutnya orang serumah akan mengunduh hasil dari semangat dan impian baru orang tuaku itu. Hehe.

Nggak berhenti di  situ. Bahkan adikku pun juga. Di awal tahun 2015 adikku mulai membangun mimpinya untuk menjadi seorang atlet Taekwondo professional. Sejak saat itu dia mulai aktif berlatih di dojang –tempat latihan Taekwondo, adikku ikut dojang Singoprono- dan ikut berbagai kejuaraan di luar kota.
 
Adikku Pas Kejuaraan Di Salatiga
Semoga di tahun 2016 Syahrul Fadhli –nama adikku- bisa lebih berprestasi lagi di bidang Taekwondo.

Pada akhirnya aku ingin berkata jika di tahun 2015 kami sekeluarga mulai membangun mimpi baru, maka aku berharap  di tahun 2016 dan tahun-tahun selanjutnya kami akan memanen semua itu.

Selamat tinggal 2015.

Belum ada Komentar untuk "Selamat Tinggal 2015"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel