Ikan Koi Ini Tiba-Tiba Mati, Ketika Perutnya Dibedah Ternyata ......
Senin pagi, 25
September 2017, seorang pemuda di Kabupaten Boyolali mendapati seekor koi
peliharannya telah tak bernyawa di kolam rumahnya. Pemuda berusia 20an tahun
yang tak lain dan tak bukan adalah saya sendiri tersebut tanpa membuang waktu
segera mengangkat koi yang telah tak bernyawa dari dalam kolam. Perasaan sedih
menghinggapi ……
Bentar, ini kenapa
intronya jadi serius gitu, ya? Padahal mah cuman mau cerita tentang koi saya
yang kemarin mati. Hehe. Ok, mari kita berganti gaya bahasa.
Jadi begini. Dua hari
yang lalu, seperti kebiasaan saya di pagi-pagi lainnya, saya selalu
menyempatkan diri untuk melihat-lihat koi peliharaan saya. Semacam apel pagi
gitu, lah. Seperti yang saya sebut di paragraf pertama, saya mendapati ada satu
koi saya yang telah tak bernyawa.
Apakah saya terkejut? Jelas
saya terkejut. Bahkan menurut saya ini agak sedikit aneh. Karena di hari
sebelumnya koi saya yang mati tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda kalau dia
sakit. Nggak berdiam diri dipojokan, lah. Pokoknya normal aja gitu. Kan agak
aneh kalau koinya tiba-tiba mati.
Lagi-lagi seperti apa
yang saya tulis di paragraf pertama, saya segera mengangkat koi tersebut dari
kolam. Segera saya cek kondisi seluruh badan koi tersebut. Takutnya kalau
ternyata kena penyakit. Kan bahaya tuh. Bisa jadi koi-koi yang lain tertular
juga.
Dan setelah menjalani
pemeriksaan alakadarnya dari saya, meski saya nggak begitu paham tentang
penyakit koi, tapi saya cukup yakin kalau tubuh koi itu nggak kenapa-napa. Nggak
ada penyakit jamur, aeromonas, atau apapun itu –yang mana sebenarnya sekali
lagi saya juga nggak begitu paham-.
Lalu kalau bukan
penyakit, kenapa koi saya mati? Waktu, itu saya berpikir kalau jawabannya
adalah takdir. Mungkin terdengar konyol. Tapi, waktu itu saya beneran berpikir
bahwa itu adalah takdir. Jadi kenapa koinya mati? Ya karena umurnya udah habis,
takdir. Hmm, terdengar begitu cerdas, kan?
Setelah jawaban atas
pertanyaan kenapa koinya mati terjawab, meski jawabannya sangat ngawur, kemudian
sebuah pertanyaan lain mengambang. Ini koi yang mati mau saya apakan? Buang? Kubur?
Atau dimakan? Tapi kalau mau dimakan, beneran nggak papa, nih? Takutnya beracun
atau nggak aman. Nah, ditengah kebingungan itu, ibuk saya tiba-tiba bertanya …
“Ikannya udah kaku
belum?” tanya ibuk saya.
Saya mencoba menggerak-gerakkan
koi itu. “Belum, tuh.”
“Kalau gitu digoreng
aja nggak papa.”
Saya menuruti nasihat
ibuk saya. Jadi, saya langsung menyuruh karyawan ibuk saya untuk mbeteti …
Bentar, mbeteti itu bahasa Indonesianya apa, ya? Aa-aah, jadi mbeteti itu singkatnya mengeluarkan isi
perut si ikan dari tubuhnya. Pokoknya kayak gambar di atas. Ketika proses mbeteti
tengah berlangsung, tanpa diduga terdengar suara …
Kluthuk-klutuhuk!
Saya bertanya-tanya. Suara
apa itu? Dan ketika saya cek, ternyata yang barusan adalah suara batu yang
jatuh keluar dari tubuh koi saya. Sekali lagi batu. Bukan kerikil. Tapi batu
yang bahkan ukurannya lebih besar dari kelereng.
Tunggu! Jadi koi saya
mati karena menelan batu? Koi saya mati karena tersedak batu? Aneh banget. Eh,
aneh nggak, sih? Bagaimanapun juga kok saya tetap berpikir kalau itu aneh, ya. Saya
berungkali mendengar ada balita meninggal karena menelan kelereng, biji
rambutan, uang koin, uang rakyat … umm, apaan sih? Lupakan. Tapi, masalahnya ini bukan balita!
Ini koi!
Memang sih di dasar
kolam saya terdapat banyak batu-batu kecil. Tapi, saya nggak pernah menduga
kalau koi saya akan berpikiran untuk menelannya. Aa-aah, tapi kan koi memang nggak
punya pikiran. Hehe. Sekarang saya mikir, apa sebaiknya saya singkirin saja ya
batu-batu itu? Takutnya kejadian yang sama terulang kembali.
By the way, akhirnya
koi tersebut beneran saya goreng.
Rasanya kayak gimana?
Saya akan menjawabnya dalam satu kalimat saja. MASIH ENAKAN LELE. Hehe
Tega bener makan ikan koi mas
BalasHapushehehe. lha gimana lagi mas. karena matinya bukan akibat penyakit, jadi eman-eman kalau mau dibuang/dikubur.
Hapusyoohhh kasihannnn apa sudah lupa saat dia memberikan keindahan dan ketenangan pada anda dulu,,,,,,,,,:(
BalasHapusWkwkwk.... biar si koi tetep berguna meskipun sudah tiada 😁
Hapus