Adipati Karna, Tokoh Paling Kasihan Di Mahabharata
Apabila kita dihadapkan
dengan pertanyaan yang berbunyi siapa tokoh paling perkasa di Mahabharata,
dengan mudah kita akan menyebut nama Bima. Tokoh paling tampan? Tentu Arjuna.
Kalau tokoh paling licik? Sudah pasti Sangkuni. Tapi, bagaimana jika pertanyaannya
adalah siapa tokoh paling kasihan, anda tahu jawabannya? Kalau saya, tanpa ragu
akan menjawab Karna.
Karna Raja Angga atau
dalam pewayangan Jawa biasa disebut Adipati Karna adalah tokoh yang menurut
saya paling kasihan di cerita epos Mahabharata. Berikut adalah alasan saya …
BARU LAHIR LANGSUNG
DIBUANG
Nasib tragis langsung
menghampiri Karna begitu dia lahir. Alkisah, ibu kandung Karna, Kunti memiliki
anugerah untuk meminta anak dari dewa. Suatu hari karena iseng, Kunti mencoba
mengetes kemampuan yang dia miliki. Tak lama setelah itu, Dewa Surya muncul dan
memberi Kunti anak. Tentu Kunti bingung. Soalnya waktu itu dia belum punya
suami. Akan aneh kalau punya anak tapi nggak punya suami. Maka dari itu tepat
setelah Karna lahir, Kunti membuang bayi Karna dan merahasiakan segalanya
perihal kelahiran Karna.
Karna dibuang di sungai
lalu ditemukan dan dirawat oleh seorang kusir kuda bernama Adiratha. Maka dari
itu secara teknis Karna tergolong dalam kasta Sudra, sesuai dengan kasta ayah
angkatnya, Adiratha.
DITOLAK RESI DORNA
KARENA KASTA
Karna sangat tertarik
dengan ilmu memanah. Dia mendengar jika Resi Dorna adalah guru memanah terbaik
yang ada di dunia. Maka, tanpa membuang waktu, Karna segera mendatangi Resi Dorna.
Tapi, bukannya diterima dengan baik, Dorna justru mengusir Karna. Usut punya
usut, itu terjadi karena Karna berasal dari kasta sudra. Padahal, Dorna hanya
mau mengajar bagi pangeran-pangeran Hastinapura.
DIKUTUK RESI PARASURAMA
Karena ditolak oleh
Dorna, Karna mencoba mencari guru yang levelnya lebih tinggi dari Dorna. Pilihannya
tertuju kepada resi legendaris bernama Parasurama. Tapi karena Parasurama hanya
menerima murid dari kalangan Brahmana, maka Karna pun menyamar sebagai
brahmana.
Singkat cerita, Karna
diterima jadi murid oleh Parasurama. Karna menjadi murid kesayangan Parasurama
karena ketangkasannya. Namun sayangnya, suatu hari penyamaran Karna terbongkar.
Suatu hari Karna melindungi Parasurama yang sedang tidur dari gigitan
kalajengking. Nah, saat itulah Parasurama sadar jika Karna bukan seorang
Brahmana. Karena tidak ada seorang brahmana pun yang mampu tahan terhadap
sengatan kalajengking. Sementara Karna, dia tetap woles tanpa berteriak
sedikitpun. Dari situ Parasurama sadar jika kekuatan semacam itu hanya dimiliki
oleh ksatria.
Karena merasa tertipu,
Parasurama mengutuk Karna. Isi kutukannya adalah Karna akan lupa terhadap semua
ilmu yang diajarkan Parasurama ketika Karna menghadapi pertempuran penting.
Duh, kasihan banget. Padahal niatnya melindungi sang guru. Tapi malah dikutuk.
DITOLAK IKUT UJI
KETANGKASAN
Setelah berguru dari
Parasurama, Karna ingin mengetes kemampuannya. Kebetulan waktu itu di Hastinapura
sedang diadakan uji ketangkasan antar pangeran-pangeran Hastinapura. Tak
disangka Karna hadir dalam event itu dan menantang Arjuna untuk adu kemampuan
memanah.
Apakah adu kemampuan
memanah antara Karna dan Arjuna benar-benar terlaksana? Tentu tidak. Karena
tepat setelah Karna melontarkan tantangannya kepada Arjuna, Karna diberi pertanyaan
tentang asal usulnya. Setelah Karna mengaku bahwa dia adalah anak Adiratha yang
seorang kusir, tentu pertandingan Karna melawan Arjuna ditolak karena perbedaan
kasta. Bahkan lebih parah, Karna menjadi bahan hinaan.
DITOLAK DRUPADI
Raja Drupada dari
kerajaan Panchala mengadakan sayembara untuk mendapatkan putrinya, Drupadi. Semua
pangeran dan raja dari segala penjuru arah mencoba peruntungan dengan mengikuti
sayembara tersebut. Tapi tak ada seorang pun yang mampu menaklukkan sayembara. Hanya
Karna yang bisa melakukannya. Karena Karna berhasil menaklukkan sayembara, jadi
seharusnya Drupadi menikah dengan Karna. Tapi sayangnya Drupadi menolak. Alasannya,
lagi-lagi karena urusan kasta.
PERAMPASAN PERISAI DAN
ANTING OLEH DEWA INDRA
Menjelang perang
Bharata Yudha, Dewa Indra khawatir jika Arjuna anaknya akan terbunuh ditangan
Karna. Maka dari itu Dewa Indra menyamar sebagai brahmana dan mendatangi Karna.
Di situ Karna berjanji akan memberikan apapun yang diminta oleh sang Brahmana
jelmaan Indra. Nah, brahmana itu meminta perisai dan anting yang melekat pada
tubuh Karna. Padahal perisai dan anting itu adalah anugerah dari Dewa Surya
yang memang sudah melekat pada tubuh Karna semenjak lahir. Intinya, demi
kemenangan Arjuna, Dewa Indra turun tangan langsung untuk mengurangi beberapa
persen kekuatan Karna.
TERBUNUH SECARA CURANG
Dalam pertempuran bharatayudha
hari ke 17, pertempuran antara Karna dan Arjuna terjadi. Ketika pertempuran sedang
seru-serunya, roda kereta kuda Karna terperosok ke dalam lumpur. Karna meminta
raja Salya untuk membantunya menarik roda itu keluar dari lumpur. Namun, Salya
menolak. Karena Salya merasa seorang raja tak pantas ikut-ikutan menarik roda
kereta. Apalagi yang memerintahkannya hanya anak seorang kusir. Singkat cerita
Karna berusaha menarik roda itu sendirian. Di saat Karna tidak dalam posisi
siap karena menarik roda, tanpa ampun panah Arjuna melesat memenggal kepalanya.
Lahir langsung dibuang,
ketika besar mendapat diskriminasi, dan terbunuh secara curang di medan perang
cukup membuat saya menetapkan tokoh Adipati Karna sebagai karakter paling
kasihan di Mahabharata.
Belum ada Komentar untuk "Adipati Karna, Tokoh Paling Kasihan Di Mahabharata"
Posting Komentar