Lo Pikir Lo Keren? Adriano Qalbi Jogjakarta [Review]
Dua hari yang lalu,
tepatnya pada hari Sabtu 25 November 2017, untuk yang ketiga kalinya dalam
hidup ini saya harus menempuh perjalanan sekitar 2 jam naik motor dari Solo ke
Jogja hanya untuk menyaksikan pertunjukkan special show stand up comedy.
Kayaknya saya mulai menyadari kalau Kota Solo bukanlah kota yang cukup menarik
lagi bagi comic-comic papan atas untuk dijadikan destinasi tour. Pandji
Pragiwaksono dengan Juru Bicaranya hanya mampir di Jogja, ½ Jalannya Ernest
juga sama, dan tentunya show yang baru saja saya saksikan, Lo Pikir Lo Keren by
Adriano Qalbi yang mana akan saya review di postingan kali ini.
Umm, btw saya harus
mulai dari mana, ya? Jujur saat nulis blog, pergantian satu paragraf ke
paragraf lain itu kadang bikin pusing, lho. Kayak bingung ini harus nulis apa
lagi, ya? Sebenarnya tahu arahnya kemana tapi bingung bridgingnya harus kayak
apa. Ok, saya harus mulai mikir ………. Ah, saya tahu. Saya akan tulis dari
bagaimana saya bisa mengenal nama Adriano Qalbi.
Kalau boleh jujur, Adri
bukanlah comic yang cukup terkenal. Pengen bukti? Gampang! Coba deh tanya ke
teman kerja/kampus/sekolah dengan pertanyaan “eh, tahu Adriano Qalbi, nggak?”,
saya yakin 90% nggak kenal. Dan kayaknya Adriano cukup sadar akan ketidak
terkenalannya. Lalu pertanyaannya, dari mana saya bisa tahu kalau di dunia ini
ada comic bernama Adriano Qalbi?
Simple! Jawabannya
internet. Jujur saya suka banget baca review acara stand up. Suka banget. Nah, nggak jarang di banyak review yang saya baca, di situ nyempil nama Adriano
Qalbi. Dari situ rasa penasaran muncul. Kemudian mulailah saya mencari lebih
banyak tentang Adri. Dan hasilnya, dari banyak blog yang saya baca, dari banyak
event stand up yang di review, semua selalu bilang kalau Adri keren.
Level penasaran pun
naik. Saya mulai nyari videonya di YouTube. Hasilnya … nggak banyak! Eh,
kayaknya kata “sedikit” lebih tepat, deh. Tapi dari video yang sedikit itu
akhirnya timbul rasa kagum. Kayak suka aja gitu sama gaya stand upnya. Saya
cari tahu lebih banyak tentang Adri dan entah bagaimana saya menjadi pendengar
Podcast Awal Minggu. Lalu, akhirnya semua yang saya tulis di paragraf ini
berakhir dengan kalimat … “Pokoknya
kalau Adriano Qalbi bikin show, saya harus nonton!”
25 November 2017, akhirnya
salah satu tujuan hidup saya tercapai, nonton Adri! Dan daripada berlama-lama,
mari segera saya mulai saja reviewnya.
Show malam itu dibuka
oleh voice-over yang mana adalah suaranya Adri sendiri. Agak aneh, sih. Biasanya
kan kalau voice-over gitu suara panitia, ya? tapi biarkan sajalah. Hehe.
Ada tiga comic opener
yang membuka Lo Pikir Lo Keren Jogjakarta. Yusril Fahriza jadi yang pertama.
Bercerita tentang pengalamannya bermain film bersama Ernest Prakasa, tentang
nggak enaknya jadi pekerja seni di Jogja yang terkadang kurang dihargai secara
financial –anjay, ngeMC dibayar bebek goreng, haha-, sampai ngomongin tentang
orang-orang yang menganggap semua permasalahan kehidupan akan selesai dengan
menikah.
Opener kedua ada Iqbal
Kutul. Pembawaannya sangat kalem. Santai banget. Tapi jujur, Iqbal adalah
opener favorit saya malam itu. Bit favorit saya adalah tentang panitia
pembangunan masjid.
“Ini
nanti keran wudhunya harus Onda”
Bangsaaat! Saya ngakak
parah tepat sesaat setelah Iqbal menyelesaikan kalimat itu. Lalu tentang Nabi
Ibrahim yang pasti kaget kalau bangunan kotak yang dulu dia bikin sekarang jadi
logo partai juga lucu parah. By the way, kalau suatu saat Iqbal Kutul bikin
special, kayaknya saya pasti nonton.
Kalau dua opener
sebelumnya adalah comic local hero dari Stand up Indo Jogja, opener ketiga
dibawa Adri dari Jakarta, Fico Fachriza. Bit yang cukup nempel dari Fico malam
itu tentu tentang betapa susahnya orang gendut sholat. Tapi kalau yang paling
saya ingat dari penampilan Fico malam itu tetep moment di mana Fico melontarkan
bit-bit berpunchline wadaw. Yang mana seingat saya ada tiga. Hehe.
Setelah acara cukup
panas berkat bit-bit dari para opener, maka itu artinya kini giliran sang
pemilik acara untuk menunjukkan aksinya. Tapi sebelum saya menuliskan tentang
kesan saya terhadap penampilan Adri, saya mau bilang dulu kalau menonton Adri
kemarin itu ibarat membuktikan mitos. Iya, selama ini saya hanya tahu Adriano
melalui internet. Jadi ini semacam membuktikan kebenaran. Apakah Adriano Qalbi
memang keren, atau sekedar mitos? Jawaban dari pertanyaan ini kayaknya bakal
terjawab dengan membaca paragraf-paragraf setelah ini.
Adriano membuka
penampilannya malam itu dengan menjelaskan kenapa acaranya terkesan
asal-asalan. Seperti nggak nyetak tiket karena nggak bakal ada yang minta tanda
tangan di tiket tersebut. Atau tentang nggak ada backdrop karena backdrop yang
dikapai untuk show yang di Jakarta dicolong orang.
“Berarti
saat ini ada satu orang di dunia yang di kamarnya ada backdrop show gue”
Hahaha. Saya nggak
kuasa untuk menahan hasrat untuk tertawa.
Yang menyenangkan dari
menonton Adri adalah karena saya merasa memiliki cara berpikir yang hampir sama.
Adri sering mengawali pembahasan tentang topik tertentu dengan nyinyir. Tapi
setelahnya Adri akan berkata, “tapi gue paham kok kenapa mereka ngelakuin ini”.
Hal yang biasa saya terapkan dalam kehidupan sehari-hari saya. Seringkali saya
nyinyir terhadap suatu hal, namun di saat yang sama saya juga berusaha memahami
kenapa suatu hal bisa terjadi.
Berbeda dengan kesan
menonton Pandji yang orangnya terkesan optimis, Adri terdengar lebih realistis.
Bit tentang bully jadi salah satu bit favorit saya malam itu. Membahas tentang
bully yang nggak mungkin ilang, mengkritisi tentang iklan coca-cola dalam
memerangi bully, meski jujur agak dark, pembahasan tentang itu sumpah lucu
banget.
“Sekarang
semua orang jadi tahu kalau nama lo Bokri!”
Saya hampir terjungkal
dari kursi saya akibat dari ledakan tawa yang hebat. By the way, setalah sampai
rumah, saya penasaran sama iklan Coca-cola yang diceritakan Adri. Dan ternyata,
anjir iklannya sedih banget. Tapi tetep lebih menyedihkan hal yang terjadi
dibalik pembuatan iklan itu, sih. Seenggaknya menurut imajinasi Adri. Hehe.
Apa lagi yang
menyenangkan dari nonton Adri? Kayaknya karena satu pemikiran. Relate aja gitu.
Tentang mantan gubernur DKI yang sekarang dipenjara misalnya. Jujur saya juga agak
sebel sama beliau. Bukan karena saya berbeda ras atau agama dengan beliau. Tapi karena beliau
suka marah-marah aja. Dan penganalogian Adri dengan ketua kelas yang nyebelin
dan semua orang nunggu dia kepleset benar-benar lucu banget.
Lalu bit-bit tentang
netizen yang sok tahu. Tentang debat calon pemimpin yang sebenarnya nggak ada
gunanya. Sumpah satu pemikiran banget. Udah satu pemikiran, ditambah dengan
cara mengolah materi yang keren adalah kombinasi sempurna untuk membuat saya
nggak ragu untuk bilang Adri sangat lucu.
By the way ngomongin bit netizen, sebenarnya agak ironis juga, lho. Adriano dalam penampilannya menyiratkan ketidaksukaannya terhadap era internet. Tapi, saya yakin semua yang nonton Adri malam itu mengenal Adri awalnya juga dari internet. Jadi kebayang enggak kalau internet nggak pernah ada? Saya yakin nggak akan pernah ada show Lo Pikir Lo Keren. Di rumah, Adri akan ngedumel lengkap dengan istrinya yang menimpali, "Iya-iya. Lucu, kok". Hehe.
By the way ngomongin bit netizen, sebenarnya agak ironis juga, lho. Adriano dalam penampilannya menyiratkan ketidaksukaannya terhadap era internet. Tapi, saya yakin semua yang nonton Adri malam itu mengenal Adri awalnya juga dari internet. Jadi kebayang enggak kalau internet nggak pernah ada? Saya yakin nggak akan pernah ada show Lo Pikir Lo Keren. Di rumah, Adri akan ngedumel lengkap dengan istrinya yang menimpali, "Iya-iya. Lucu, kok". Hehe.
Tapi apakah Adriano
lucu hanya karena materinya relate dengan saya? Kayaknya enggak juga. Menurut saya
Adri lucu karena dia memang lucu. Karena faktanya ada banyak juga materi-materi
yang disajikan malam itu yang sejujurnya sama sekali nggak relate sama saya.
Tema seperti stalker jaman dulu, perselingkuhan, atau pernikahan misalnya. Dan
meski sebenarnya nggak relate, tapi tetap aja lucu.
Setelah show berakhir,
saya berani ngomong kalau Adriano Qalbi adalah comic paling lucu di dunia. Dan tentunya
Lo Pikir Lo Keren merupakan show terlucu juga di dunia. Selama Adri stand up,
entah berapa kali saya hampir terjungkal atau melompat dari kursi saking
dahsyatnya ledakan tawa saya. Saya yakin kalau misalnya ada cukup space di
depan kursi saya, saya akan ngakak sampai guling-guling dlosoran di lantai. Tapi
sayangnya penataan kursinya cukup rapat. Jadi cukup untuk menahan saya agar
nggak dlosoran di lantai.
Oh, iya suara saya
sampai serak lho gara-gara ketawa mulu. Haus banget rasanya. Dan untuk
mengobati rasa haus itu, pas sesi foto bareng saya minta ke Adri Aqua yang dia
bawa ke stage yang masih utuh belum dia minum.
By the way, ngomongin foto
bareng, Adri ternyata humble, ya. Kalau comic lain biasanya kalau datang rombongan
maka fotonya harus barengan, Adri enggak, dia bebas. Foto barengan ok, abis itu
sendiri-sendiri juga boleh. Ini sebenarnya antara beneran humble atau emang
nggak banyak yang ngantri aja. Hehe.
Jadi, Adriano Qalbi
beneran keren atau cuma mitos? Simple, saya hanya akan menjawabnya dengan
kalimat …
ADRIANO QALBI ADALAH COMIC TERLUCU DI DUNIA AKHIRAT!
Belum ada Komentar untuk "Lo Pikir Lo Keren? Adriano Qalbi Jogjakarta [Review]"
Posting Komentar