Apakah Pindah Agama Itu Salah?
Pernah dengar tentang
orang yang dibenci, dikucilkan dalam masyarakat, dan bahkan nggak diakui sama
keluarga karena pindah agama? Pernah ya pastinya. Terutama di bagian nggak
diakui sama keluarga saya sering banget mendengarnya. Hmm … lalu kalau memang
konsekuensinya sebesar itu, apakah pindah agama benar-benar sesuatu yang tidak
bisa dimaklumi? Apakah pindah agama itu salah?
Menurut pendapat saya,
pindah agama tentu saja salah. Ya, 100% salah.
Kenapa salah? Bukankah itu
hak asasi manusia untuk memilih agama mana yang mereka yakini? Bukankah dengan
berkata kalau pindah agama salah sama saja dengan menjadi orang yang anti
toleransi?
Ok, ok. Tunggu
sebentar. Saya punya alasannya, kok. Dan alasannya adalah …
Karena agama bukan
lokasi. Ya, agama bukan lokasi, tempat, atau pun posisi. Dan seperti yang kita
ketahui sebelumnya, definisi pindah adalah bergerak dari lokasi satu ke lokasi
yang lain. Dengan kata lain, ada perubahan tempat. Ada pergantian posisi.
Pindah itu misalnya
pindah rumah, yang mana pindah tempat tinggal ke lokasi yang baru. Atau orang
duduk yang menggeser posisi duduknya juga bisa disebut pindah karena ada pergantian
posisi. Intinya pindah adalah suatu proses perubahan yang disertai dengan
pergerakan. Karena tanpa pergerakan –entah bergerak sendiri atau digerakkan-,
sesuatu nggak akan pernah bisa berpindah. Pergerakan di sini tentu adalah
pergerakan yang sifatnya fisik.
Nah, masalahnya agama
ini enggak gitu. Ketika seseorang berganti dari agama A ke agama B, nggak ada
perubahan lokasi, tempat, atau posisi yang terjadi pada orang yang
bersangkutan. Ketika seseorang berganti agama, maka yang berubah ya hanya statusnya
saja. Sama sekali nggak ada pergerakan. Maka dari itu, daripada disebut pindah
agama, menurut saya akan lebih tepat jika itu disebut ganti agama. Ya, ganti
agama. Bukan pindah tapi ganti.
Tunggu! Tapi bukannya
kalau ganti agama tempat ibadahnya akan berpindah? Jadi istilah pindah agama
nggak salah, dong?
Umm … agama sama tempat
ibadah itu beda, lho. Meski berkaitan tapi beda. Tempat ibadah itu adalah suatu
tempat yang letaknya berada di lokasi tertentu. Kalau agama sudah jelas, dia
nggak memiliki lokasi karena dia adanya di hati.
Intinya istilah yang
benar seharusnya tetap ganti agama, meski konsekuensinya akan terjadi
perpindahan tempat ibadah. Karena sekali lagi, meski berkaitan, dua hal itu
jelas sangat-sangat berbeda. Ganti agama dan pindah tempat ibadah punya
hubungan sebab akibat, mirip seperti makan dan kenyang. Sekali lagi sebab
akibat, bukan sinonim.
Nah, jadi itu adalah
alasan kenapa pindah agama itu salah. Karena sekali lagi yang betul adalah
ganti agama. Secara istilah tentu ganti agama lebih logis, kan. Lalu sekarang
pertanyaannya, apakah ganti agama itu salah? Tentu saja enggak. Karena bagi
saya memilih untuk percaya terhadap agama tertentu atau bahkan sama sekali
nggak percaya sama agama sekalipun adalah hak asasi dari individu yang
bersangkutan.
Belum ada Komentar untuk "Apakah Pindah Agama Itu Salah?"
Posting Komentar