Catatan Singkat MotoGP 2017
MotoGP 2017 telah
berakhir kemarin. Layaknya tahun-tahun sebelumnya, selalu ada rasa sedih ketika
sebuah musim panjang MotoGP akhirnya berakhir. Ya, karena itu artinya untuk
menyaksikan sebuah balapan MotoGP lagi, saya harus menunggu sampai Maret 2018. Sebuah penantian yang nampaknya akan terasa
sangat lama. Bukan hanya buat saya, tapi saya yakin juga untuk semua orang yang
mencintai balapan motor paling bergengsi di dunia tersebut.
Tapi, daripada galau
menantikan datangnya MotoGP 2018 yang masih lama, akan lebih baik kalau kita
sejenak melihat kebelakang, tentang apa yang terjadi di MotoGP 2017. Selain menghadirkan
kenangan, bagi saya MotoGP 2017 juga tak luput dari kejutan. Setidaknya menurut
sudut pandang saya, sih.
ROSSI GAGAL JUARA DUNIA
LAGI
Tahun ini, Rossi
lagi-lagi gagal juara dunia. Apakah ini mengejutkan? Sejujurnya tidak. Sama
sekali tidak. Saya memang sudah mengidolakan The Doctor sejak saya berumur 6
atau 7 tahun -2001-, tapi jujur saja saya akan lebih terkejut jika Rossi bisa
keluar sebagai juara dunia di akhir musim.
Absen beberapa seri karena
patah kaki dan buruknya performa Yamaha di putaran kedua jelas menjadi 2 hal
paling bertanggung jawab terhadap gagalnya Rossi juara dunia musim ini. Lalu
apakah jika Rossi fit dan Yamaha baik-baik saja di tahun depan, 2018 Rossi bisa
juara dunia? Saya tidak yakin. Saya memang sangat berharap itu terjadi. Tapi,
jika harapan itu benar-benar menjadi kenyataan, saya yakin saya akan
sangat-sangat terkejut.
MARQUEZ JUARA DUNIA
Seperti yang kita tahu,
MotoGP 2017 lagi-lagi dimenangkan oleh Marquez. Apakah ini mengejutkan? Saya
akan lebih terkejut kalau Marquez gagal. Sebenarnya ini adalah alasan terbesar
saya kenapa saya tidak yakin Rossi bisa juara dunia lagi. Karena ini eranya
Marquez. Untuk saat ini, Marquez layaknya Mick Doohan di pertengahan 90an,
Rossi di awal 2000an, Michael Schumacher di F1 awal 2000an, dan bahkan
Manchester United di bawah tangan dingin Sir Alex Ferguson. Ya, layaknya nama-nama
yang saya sebutkan, di eranya masing-masing, mereka tidak bisa dihentikan. Marquez
tidak bisa dihentikan!
Aa-aah … umm, mungkin saya
sedikit berlebihan. Mungkin bisa dihentikan. Tapi susah. Rasanya hampir
mustahil. Dan tahun depan tentu saya tidak berharap Marquez akan juara dunia
lagi. Namun, kalau pada akhirnya Marquez akan keluar sebagai juara dunia 2018,
saya tidak akan terkejut.
VINALES MELEMPEM
Apakah melempemnya
Vinales adalah sebuah kejutan? Bagi saya sedikit mengejutkan. Vinales yang di
awal musim digadang-gadang sebagai calon kuat juara dunia justru malah melempem
seiring berjalannya musim. Selalu menguasai test pra musim dan menang di 2 seri
awal jelas membuat Vinales diunggulkan. Namun, sepertinya memang ada yang tidak
beres dengan Yamaha, deh. Seperti yang kita lihat bersama, Movistar Yamaha
melalu Rossi dan Vinales terlihat selalu kesulitan untuk berada di depan di
putaran kedua musim 2017. Yang aneh justru pembalap satelit Yamaha, Zarco malah
bisa bersaing dengan baris terdepan.
DOVIZIOSO
Dovi boleh jadi merasa
kecewa setelah gagal menjadi juara dunia meski gelar tersebut sudah begitu
dekat. Namun, kalau boleh jujur sebenarnya performa luar biasa yang ditampilkan
oleh Dovi sepanjang musim ini terasa mengejutkan bagi saya. Sangat-sangat
mengejutkan. Juara 6 seri dalam satu musim, 2 kali mengalahkan Marquez di
tikungan terakhir, apakah Dovi memang sebagus ini?
Di musim-musim
sebelumnya kira-kira di mana Dovi menyembunyikan semua kemampuannya, ya? Kenapa
baru dikeluarkan sekarang? Membalap dengan penuh kepercayaan diri, sesuatu yang
tidak mungkin kita lihat pada diri Dovi di musim-musim sebelumnya.
Kira-kira apakah Dovi
akan menampilkan performa apik lagi di 2018? Umm … saya berharap, sih.
NICK HARRIS PENSIUN
Pensiunnya Nick Harris
tentu menjadi sesuatu yang amat mengejutkan. Bukan hanya untuk saya, tapi jelas
seluruh penggemar MotoGP di manapun mereka berada. Saya tumbuh dan mencintai
MotoGP dengan latar belakang suara komentar yang terdengar khas yang terlontar
dari mulut Nick harris. Dan mulai tahun depan suara khasnya tidak akan pernah
terdengar lagi ketika para pembalap beraksi di lintasan.
Lalu kira-kira siapa
penggantinya? Tentunya harus seseorang yang punya ke-khas-an tersendiri ketika
berkomentar. Di mana kita mencarinya? Tidak perlu jauh-jauh. Di Indonesia kita
punya. Siapa orangnya? Valentino “JEBRET!” Simanjuntak.
“Yaaaak, Valentino
Rossi menyalip dari sisi dalam! Valentino Rossi! Valentino Rossi! Vale! Vale!
Vale! Vale! Vale! Vale! Vale!” (bayangkan seperti saat Valentino Simanjuntak
mengomentari Christian Gonzales dengan berteriak: Loco! Loco! Loco! Loco! Loco!
Loco! Loco!)
Nah, kurang khas apa
lagi dia?
Belum ada Komentar untuk "Catatan Singkat MotoGP 2017"
Posting Komentar