Akhirnya Ada Bangjo Di Sambi Boyolali
Hari ini, tanggal 26
Oktober 2017, ada sebuah kejadian yang menurut saya cukup sulit untuk
dipercaya. Akhirnya, di tempat tinggal saya, di Sambi Boyolali ada juga yang
namanya lampu lalu lintas. Sebuah benda yang dalam bahasa Jawa disebut bangjo
itu memang dalam beberapa hari terakhir sudah terlihat menampakkan dirinya di
perempatan Sambi. Meski begitu, bangjo tersebut belum benar-benar beroperasi. Baru
hari ini akhirnya bangjo tersebut bekerja sesuai dengan fungsinya.
Saya memang telah
terbiasa melihat bangjo. Hampir tiap hari malah. Tapi, melihat lampu berwarna hijau,
kuning, dan merah yang saling bergantian menyala di dekat rumah saya rasanya
sekali lagi benar-benar sulit dipercaya. Mungkin lebih tepatnya saya sama
sekali nggak pernah membayangkan hal ini akan terjadi. Di Sambi ada bangjo? Wow!
Sama sekali nggak pernah terlintas dalam benak saya. hahaha.
Aa-aah, saya tahu kok
kalau saya mungkin terlihat sedikit lebay dengan adanya bangjo di Sambi. Tapi,
boleh percaya boleh nggak saya dulu pernah dibully gara-gara di Sambi nggak ada
bangjo, lho. Eh, sebenarnya bukan dibully juga, sih. Lebih tepatnya diledekin. Tapi,
bukannya diledekin itu juga merupakan bentuk pembullian secara verbal, ya?
Jadi begini ceritanya. Dulu
ketika saya SMP-SMA, saya bersekolah di Simo, sebuah wilayah yang bertetangga
dengan Sambi dan kebetulan memang terlihat sedikit lebih maju. Nah, layaknya
remaja pada umumnya, di sekolah kami biasa terjadi ledek-ledekan. Kalau
biasanya remaja suka banget menjadikan nama orang tua untuk dijadikan sasaran
ledekan, di sekolah saya nggak begitu. Objek ledekannya justru tempat tinggal.
Sambi selalu menjadi
sasaran empuk untuk diledekin habis-habisan. Orang Simo sering ngatain Sambi
ndeso. Mereka selalu bilang Simo punya Pom Bensin Sambi enggak. Simo punya
waterboom Sambi enggak. Dan tentunya Simo punya bangjo Sambi enggak. Nah,
dibagian Sambi nggak punya bangjo ini yang biasanya serangannya paling telak. Masih
teringat jelas di ingatan saya ketika teman saya ngomong …
“Ning
Sambi ki ora ono bangjo. Wong Sambi nek ning Simo weruh bangjo mesthi dijogeti,
dikirone lampu disco.”
Yang artinya kira-kira …
“Di
Sambi itu nggak ada bangjo. Orang Sambi kalau ke Simo lihat bangjo pasti
dijogetin, dikira lampu disco.”
Hahahahaha. Setiap ingat
sama kalimat itu, saya pasti ketawa. Kampret emang. Tapi lucu banget. Ah,
sekerang seenggaknya di Sambi udah ada bangjo sendiri. Jadi kalau orang Sambi
mau joget nggak usah jauh-jauh ke Simo. Hehe.
By the way, semoga
dengan adanya bangjo di Sambi semakin membuat warga Sambi tertib dalam berlalu
lintas. Semoga nggak ada lagi orang ugal-ugalan dalam berkendara di Sambi. Amin!
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapuswow, Sambinya mana kak?
Hapusaku wong simo.he
BalasHapusselamat datang mas tetangga. hehe
Hapus