Laugh in Solo 2



Laugh in Solo 2. Begitulah tajuk acara show stand up comedy yang dihelat pada tanggal 17 Oktober 2015 di Teater Arena, Taman Budaya Jawa Tengah, Surakarta. Sebuah show stand up comedy yang seolah mengukuhkan eksistensi Komunitas Stand Up Comedy Solo dalam 4 tahun terakhir. Ya, acara itu memang dilangsungkan selang beberapa hari setelah Komunitas Stand Up Comedy Solo memperingati ulang tahun mereka yang ke-4.

Parodi dari acara gulat Amerika atau yang biasa kita sebut dengan Smackdown, kurasa itu adalah kesan yang tertanam di benakku tentang konsep acara dari Laugh in Solo 2. Benar-benar unik dan luar biasa.   

Dengan menampilkan 4 local comic dan guest star Indra Frimawan serta Dicky Difie, Teater Arena, Taman Budaya Jawa Tengah bagaikan meledak tertelan suara tawa yang menggelora di malam minggu yang cerah itu.

Di malam itu, Pandu Samodra tampil sebagai pembuka. Dia mengawali Laugh in Solo 2 dengan meriah. Bit-bitnya tentang kimcil ndeso dan lain sebagainya sukses membuka acara itu dengan memanen tawa dari para penonton yang hadir.

Comic kedua yang tampil di malam itu adalah Faris Insani. Seorang dosen dari Universitas yang tidak terlalu terkenal di Solo. Seorang dosen yang mengaku menjadi pengamat garis keras JKT48. Penampilannya malam itu … cukup mantap lah.

Tampil ketiga malam itu adalah Indra Narendra. “Tak smack cengelmu” dan “Su … rene,” adalah dua kalimat yang masih terngiang-ngiang di kepalaku jika mengingat penampilan dari Indra Narendra. Dengan bit-bitnya yang benar-benar luar biasa aku berani berkata bahwa Indra Narendra adalah opener dengan penampilan tergila malam itu.

Sayangnya saat Indra Narendra membawakan bit tentang anu cewek, tawa penonton sedikit menyurut. Kurasa penonton perempuan yang hadir malam itu merasa sedikit ilfeel dengan bit itu. Dan yang kulakukan pada saat itu adalah mengedarkan pandanganku. Mencoba mengamati reaksi penonton. Tepat seperti dugaanku, penonton perempuan yang hadir malam itu terlihat segan untuk tertawa.

Tapi bagaimana pun juga, bagiku Indra Narendra tetaplah opener local terbaik malam itu.

Setelah penampilan mengesankan dari Indra Narendra, muncullah sesosok makhluk yang disebut dengan Gembuk. Comic yang menurut kabar yang beredar, adalah comic termuda yang dimiliki oleh Stand up Solo.

Gembuk tampil dengan baik. Cukup apik untuk menutup deretan local comic yang tampil malam itu. Dan jika aku perhatikan, dari ke-3 comic yang tampil lebih dulu dari dia, Gembuk adalah yang ke-4.

Setelah ke-4 opener local tampil, itu artinya telah tiba saatnya untuk Indra Frimawan dan Dicky Difie untuk beraksi. Indra Frimawan tampil lebih dulu.

“3 detik yang lalu … satu, dua, tiga … gue ngomong 3 detik yang lalu.”

Sebuah kalimat yang mengawali penampilan dari Indra Frimawan. Sebuah kalimat yang sukses pula membuat tawa penonton seketika meledak.

Tampil dengan durasi 22 menit, Indra Frimawan sukses memanen tawa malam itu. Dan malam itu, Indra Frimawan tampil dengan materi yang memang Indra Frimawan banget.

Dan setelah Indra Frimawan, tentu saja itu saatnya bagi sang headliner untuk tampil. Dicky Difie!

Dicky Difie tampil sangat-sangat luar biasa. benar-benar Menakjubkan. Tidak salah jika Stand up Solo mengundang Dicky sebagai headliner. Keputusan yang tepat.

“Aku arep stand up nganggo Boso Jowo,” ucap Dicky malam itu untuk mengawali penampilannya.

Wow! Skill berbahasa Jawa yang di luar dugaan. Keren. Banyak bit dari Dicky yang malam itu ia bawakan menggunakan Bahasa Jawa. Pecah! Bahkan di sela-sela penampilannya, aku berharap Dicky akan full menggunakan Bahasa Jawa.

Dari 32 menit luar biasa yang Dicky suguhkan di malam itu, masih bertahan di kepalaku bit-bitnya tentang coli. Dan karena bit coli tersebut, akhirnya aku mulai menyadari satu hal. Ya, aku kini menyadari bahwa rutinitas yang selalu kulakukan setiap dua hari sekali dalam suasana kamar yang hening dan sepi itu ternyata bukanlah hal yang buruk.

Dan di Laugh in Solo 2 ini aku juga menyadari bahwa ternyata Dicky Difie beberapa kali jauh lebih bagus daripada yang aku kira. Mungkin 76 kali lebih hebat dari yang terlihat di televisi selama ini.

Kurang lebih itu saja kesan-kesanku tentang Laugh in Solo 2. Untuk mengakhiri tulisanku, aku akan berkata “Selamat ulang tahun yang ke-4 untuk Stand up Solo. Tetap meNYOLOkan komedi dan mengkomedikan SOLO.”  

Belum ada Komentar untuk "Laugh in Solo 2"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel