Mustahil Punya Pacar
Banyak orang berkata
kalau hidup ini penuh dengan kemungkinan. Segala hal bisa terjadi di dunia ini.
Tapi, benarkah demikian? Saya nggak terlalu yakin. Karena kayaknya banyak hal
yang nggak mungkin terjadi dalam kehidupan ini. Bagi saya sendiri, hal itu mungkin
adalah punya pacar.
Secara alami, manusia
memang terlahir tanpa memiliki pasangan. Tapi, kalau kondisi tanpa pasangan itu
bertahan dalam waktu lebih dari 20 tahun, tidakkah itu sedikit meresahkan? Nah,
masalahnya itu terjadi sama saya. Dengan kata lain, saya jomblo dari lahir.
Nggak tahu kenapa, saya selalu mikir kalau memiliki pacar adalah sesuatu yang
mustahil.
Kalau saya adalah
penganut Islam yang taat, yang anti pacaran, mungkin saya akan santai dengan
kejombloan ini. Atau kalau saya adalah manusia yang berprinsip nggak akan
pacaran karena buang-buang waktu dan sebagainya, mungkin saya akan
tenang-tenang aja. Tapi masalahnya, saya enggak. Saya bukan manusia seperti
itu. Saya manusia normal yang pengen punya pacar!
Ada seorang kawan yang
pernah bilang ke saya, “Rung tau pacaran?
Penak, no. Durung tau ngerasakne loro ati,” yang kalau diterjemahkan dalam
bahasa Indonesia, artinya belum pernah pacaran? Enek, dong. Belum pernah
merasakan patah hati. Saat itu, saya hanya menjawabnya dengan melontarkan
pertanyaan, “Koe gelem ra tau pacaran ket
lahir?” yang artinya kamu mau nggak pernah pacaran dari lahir? Kemudian
teman saya terdiam.
Banyak teman yang
meledek saya perihal kejombloan ini. Namun, saya nggak akan pernah lupa ketika
ada seorang teman saya yang ngomong ke saya, “Koe jomblo mergo koe ra berusaha,” yang artinya kamu jomblo karena
kamu nggak berusaha.
Kalau dipikir-pikir,
ucapan teman saya ada benarnya juga, sih. Setelah saya sadari, saya memang
nggak pernah melakukan usaha apapun buat bisa dapat pacar. Tapi, sebenarnya
daripada disebut saya nggak mau melakukan apapun, mungkin akan lebih tepat
kalau itu disebut saya nggak tahu apa yang harus saya lakukan.
Saya benar-benar nggak
tahu tentang apa yang harus saya lakukan. Banyak orang bilang mungkin saya
harus memulai dengan sebuah chattingan. Nah, masalahnya saya nggak tahu gimana
caranya. Aa-aah, saya tahu sih gimana caranya ngirim pesan di aplikasi chat. Tinggal
tulis apa yang kita pengen sampaikan, lalu pilih menu kirim yang tertera di
layar. Namun, masalahnya bukan itu.
Saya nggak tahu tentang
apa yang harus saya bicarakan saat chattingan. Bahkan saya nggak tahu bagaimana
cara memulai sebuah percakapan melalui aplikasi chat dengan seorang gadis. Terus
kalau misalnya saya mulai merasa akrab dengan seorang gadis di aplikasi chat,
lalu apa? Apa lagi yang harus saya lakukan? Umm... ngajak jalan? Tapi gimana
caranya? Apa yang harus saya tulis untuk mengajak seorang gadis jalan dengan
saya? Jujur, saya benar-benar nggak tahu bagaimana caranya.
Tapi, sebelum bicara
tentang bagaimana caranya, kenapa kita nggak ngomongin tentang sesuatu yang
lebih penting dari itu? Maksud saya, bukankah kita perlu target? Nah, masalahnya
saya nggak punya. Saya nggak punya seseorang yang benar-benar saya sukai. Bukan
berarti saya nggak tertarik dengan wanita. Saya masih normal. Ketika ada
seorang gadis cantik kebetulan lewat, saya kesulitan untuk memalingkan
pandangan saya darinya. Tuh, saya masih normal, kan.
Jujur, nggak tahu
kenapa saya susah banget untuk merasakan jatuh cinta. Tapi ngomong-ngomong,
apakah saya pernah jatuh cinta? Sebagai manusia normal, tentu saya pernah. Tapi
udah lama banget. Lamaaa banget.
Dalam hidup ini, saya
baru dua kali merasa benar-benar jatuh cinta. Yang pertama saat saya masih SMP.
Waktu itu saya nggak berani menyatakannya. Gara-gara itu saya belajar kalau
memendam perasaan itu sakit banget. Yang kedua terjadi saat saya SMA. Belajar
dari kejadian pertama, kali ini saya memaksakan diri untuk menyatakannya. Tapi,
berhubung saya adalah orang yang cemen, saya menyatakannya cuman lewat SMS. Hahaha.
Cemen banget, ya. Dan jawaban dari gadis itu, saya masih ingat, “Makasih, ya.
Tapi maaf” yang mana artinya saya ditolak.
Di usia segini,
kayaknya memang susah ya untuk bisa merasakan jatuh cinta lagi. Terkadang saya
rindu masa-masa remaja. Saat perasaan cinta terasa sangat mudah untuk
berkembang. Saya rindu memikirkan seseorang sampai susah tidur, dan ketika
tertidur pun, seseorang itu muncul dalam mimpi saya. Jujur saya merindukan itu.
Saat ini, saya lupa
bagaimana rasanya jatuh cinta. Saya lupa rasanya hati yang berdetak
berkali-kali lebih kencang saat bertemu atau bahkan hanya dengan kepikiran sama
seseorang. Saya lupa tentang semua itu. Sesuatu yang saya tahu untuk saya ini
adalah, saya merasa begitu kesepian. Seperti ada sesuatu yang kurang. Tapi apa?
Pacar? Ah, mustahil saya punya pacar.
Belum ada Komentar untuk "Mustahil Punya Pacar"
Posting Komentar