Pernah Makan Telur Lalat?
Pernah makan telur
lalat? Saya pernah. Belum lama terjadi. Baru kemarin. Kok bisa terjadi? Jadi,
ceritanya begini …
Kemarin malam,
diperjalanan pulang setelah menjemput adik saya yang berlatih taekwondo untuk
persiapan kejuaraan, saya bersama bapak dan adik saya mampir di sebuah warung
makan yang menyediakan nasi goreng sebagai menu utamanya.
Setelah memesan, kami
duduk di sebuah meja kosong. Di meja itu, terhidang di sebuah piring beberapa
tusuk sate ati ayam yang dari penampakannya terlihat begitu lezat. Karena tergoda,
saya pun mengambil satu. Kemudian saya memakannya. Dan rasanya … biasa aja. Ternyata
enak di visualnya doang.
Tapi, hanya karena
rasanya biasa aja, bukan berarti saya nggak doyan lho, ya. Saya tetap dengan
lahap menikmati sate ati itu. Sampai akhirnya bapak saya menghentikan saya.
“Sal, lihat satemu,”
kata bapak saya. Saya pikir, bapak saya waktu itu mau minta. Tapi kemudian
beliau berkata, “jangan dimakan, ini ada telur lalatnya.”
“Telur lalat?” tentu
saya bingung.
Kemudian bapak saya
menunjuk di salah satu bagian sate ati yang tadi saya makan yang di situ
terdapat kayak semacam putih-putih berbentuk butiran gitu. Bentuknya mirip
seperti nasi. Tapi kecil. Mungkin penggambaran yang lebih tepat bukan nasi
kali, ya. Tapi komedo. Pernah memencet komedo? Saya pernah. Dari hidung saya
keluar butiran putih kecil-kecil mirip seperti benda yang ada di sate ati yang
tadi.
Awalnya jujur saya
nggak percaya. Masak iya itu telur lalat? Saya masih berusaha berprasangka
baik. Bisa aja kan itu tadi bumbu. Potongan bawang putih misalnya. Karena saya
sudah berprasangka baik, ya sudah sate ati tadi tetap saya makan. Saya pikir,
agak mubadzir juga kalau dibuang. Waktu itu bapak saya memandangi saya dengan
ekspresi jijik.
Meski sudah
berprasangka baik, tapi jujur rasa penasaran saya belum juga mau pergi. Saya bertanya-tanya.
Masak iya itu tadi telur lalat? Akhirnya saya cari di google dengan kata kunci “telur
lalat”. Kemudian, gambar yang muncul adalah … PERSIS SEPERTI APA YANG SAYA
MAKAN TADI!
Telur Lalat |
Anjay! Saya makan telur
lalat! Tapi sebenarnya rasanya biasa aja, sih. Tapi tetep aja, itu telur lalat!
Karena kejadian itu,
kini saya paham kenapa di makanan basi biasanya ada belatungnya. Karena ketika
lalat hinggap di makanan, dia sedang bertelur. Telur lalat ketika menetas
wujudnya ya belatung. Akhirnya saya paham kenapa makanan seharusnya ditutup
rapat-rapat. Biar makanannya nggak dipakai lalat untuk arena bertelur.
Sekarang, kalau mau
makan, saya akan lebih teliti lagi dalam mengamati makanan yang akan saya
makan. Jangan sampai saya makan telur lalat lagi!
Kok jyjyck ya😑
BalasHapussak orane mergo moco iki koe dadi reti to nek panganan ki iso dinggo ngendok laler. memang bermanfaat sekali tulisan saya yang satu ini, haha
HapusAbis makan sate itu. Apakah Diare atau mules2 doang perutnya?
BalasHapusengga, ga terjadi apa2. hehe. diare engga, mules juga engga
HapusMules gk abis itu? Diare ngga?
BalasHapusengga kak. gaada efek apa2 ke tubuh kok. cuman ngerasa jijik doang. wkwkwk
HapusYa Allah kasian kamu mas.. barusan aku jemur di jemuran kostku, kok di ujung gantungan temanku ada butiran kecil aneh mirip nasi, aku merinding liatnya.. udah yakin sih itu telur cuma gatau telur apa, yowes aku bersihin ujung gantungan biar ga nempel disitu terus.. eehh pas aku searching ternyata telur lalat toh, untuung td bersihin ga langsung pakek tangan(":
BalasHapusYaaaaaah, ko ga dimakan 😅
HapusWaw
BalasHapusLah, malah kagum 😅
HapusGppa, itu protein tinggi, meskipun menjijikkan.
BalasHapusKalo.ada yang bilang bisa menetas dalam perut, itu mitos doang karena akan mati kena asam lambung.
Hah? Apa? Pro... Apa? Protein tinggi? Jangan2 anda juga berpikir kalo kita makan putihan telur lalat, itu bagus buat pembentukan otot 😅
Hapus