Audisi SUCI 8 Surabaya
Minggu tanggal 25
Februari kemarin, saya baru saja pulang dari Surabaya setelah sehari sebelumnya
mencoba peruntungan ikut audisi SUCI 8 Kompas TV di Kota Pahlawan. Dan postingan
ini, tentu saja adalah jurnal pribadi saya untuk sekedar mengabadikan kenangan
selama mengikuti audisi tersebut. Dan tentu saja, kenangan selama dua hari di
Surabaya termasuk perjalanannya.
***
Jumat, 23 Februari 2018
Saya berangkat dengan
dua teman saya, Thesar dan Beta –nama aslinya Afrianus karo, karena orang
timur, panggilannya Beta- naik kereta dari Stasiun Purwosari Solo pada hari
Jumat tanggal 23 Februari pukul 10 pagi. Sampai Stasiun Gubeng Surabaya sekitar
asar jam 3 sore. Jadi, kurang lebih perjalanannya memakan waktu 5 jam.
Sejujurnya, apa yang
terjadi selama berada di dalam kereta saat keberangkatan bisa jadi adalah
bagian paling menyenangkan dari perjalanan ini. Naik kereta Logawa kelas
ekonomi dengan tiket yang hanya seharga Rp. 74.000 membuat saya duduk di sebuah
kursi yang saling berhadapan dengan penumpang lainnya di sepanjang
perjalanannya.
Beruntungnya, orang
yang duduk di depan saya adalah seorang gadis Chinese. Nggak cukup hanya
Chinese, dia juga berkacamata. Sempurna! Wajah oriental dan kacamata adalah
kombinasi sempurna!
By the way, apakah saya
mengajak gadis Chinese itu bicara? Tentu saja enggak. Saya nggak punya mental
yang cukup kuat untuk itu. Lagian, di samping gadis itu duduk seorang cowok yang
dari penampakan wajahnya, Chinese juga. Apakah mereka pacaran? Enggak yakin,
sih. Saya malah menduga mereka kakak beradik. Soalnya wajahnya mirip banget. Tapi,
tunggu! Bukannya semua Chinese memang terlihat mirip?
Sesampainya di sana,
kami langsung nyari hotel. Dapatlah sebuah hotel yang menurut kami lokasinya
cukup strategis. Dekat dengan Stasiun Gubeng dan dekat juga dengan RRI Surabaya
yang akan jadi tempat audisi SUCI 8. Namanya Hotel Gubeng. Harganya lumayan
murah. Sehari bertiga cuman 210k. Artinya per orang keluar biaya 70k.
Malam sekitar jam 9,
kami keluar nyari makan. Pas lagi makan, Beta dapat pesan whatsapp dari
temannya. Namanya Priska, komika wanita dari komunitas Stand Up Indo Jogja yang
kebetulan juga berangkat ke Surabaya untuk ikutan audisi. Priska ngajak kami
main ke Taman Bungkul. Jadi setelah makan, kami bertiga langsung meluncur naik
taksi online menuju Taman Bungkul. Di sana, kami ketemu Priska. Dia nggak
sendirian, sama temannya namanya Ellyn. Belakangan saya tahu kalau ternyata
Beta, Priska, dan Ellyn sudah berteman semenjak SMA di timur sana.
Dari taman bungkul,
kami berlima jalan kaki menuju patung Surabaya. Itu loh, patung hiu sama buaya
yang letaknya di dekat Kebun Binatang Surabaya. Patung yang konon kabarnya
kalau belum foto di situ, belum ke Surabaya namanya. Tentu saja di situ kami
foto-foto.
***
Sabtu, 24 Februari 2018
Hari audisi akhirnya
tiba. Pagi hari sekitar setengah enam, saya keluar hotel untuk mencari angin. Begitu
keluar hotel, saya langsung disambut sama ibu-ibu dengan baju hitam yang tiba-tiba
langsung berkata pada saya …
“Mas, pijet?”
Anjir, keluar hotel
langsung ditawari pijet. -__-
Kami tiba di lokasi
audisi sekitar jam 8. Waktu itu suasana sudah lumayan ramai. Ada sekitar 250an
peserta yang berasal dari berbagai daerah. Saya dapat nomor antrean ke 150. Antre
dari pagi, saya baru naik sekitar jam 5 sore. Atau setengah 6, ya? Pokoknya
sekitar itu.
Kalau ditanya bagaimana
persiapan saya, jujur saya sudah sangat yakin. Ya, saya sangat yakin kalau saya
akan dicut. Hehe. Nggak tahu kenapa dari awal saya memang sudah nggak
berekspektasi. Lebih dari sekedar nggak berekspektasi, bahkan saya yakin kalau
bakal dicut.
Waktu itu jurinya Pakde
Indro dan Pandji Pragiwaksono. Bit pertama saya lempar. Reaksi penonton
sangat-sangat anyep. Bit kedua saya lempar. Reaksi yang sama belum berganti. Kemudian
masuk bit ketiga. Ketika lagi set up, tiba-tiba Pandji menyela …
“Yak, terimakasih ya
Faisal.”
Nah, bener kan
keyakinan saya. Saya akhirnya dicut beneran. Kalau dulu di audisi SUCI 6 Jogjakarta saya dicut karena membawakan toilet joke, sekarang di audisi SUCI 8
Surabaya saya dicut karena nggak lucu. Hehe.
***
Minggu, 25 Februari
2018
Hari kepulangan. Pukul 11
kami berangkat dari Stasiun Gubeng Surabaya. Sampai Purwosari Solo jam setengah
4 sore. Naik kereta yang sama, Logawa. Sebelum naik ke kereta, jujur saya
bertanya-tanya. Akankah seperti saat keberangkatan di mana saya duduk
berhadapan dengan gadis Chinese berkacamata lagi? Jujur, saya sedikit berharap.
Tapi, seperti kalimat
klise yang sudah biasa kita dengar, terkadang kenyataan yang ada sangat jauh dari
apa yang menjadi harapan kita. Alih-alih duduk berhadapan dengan gadis Chinese
berkacamata, sepanjang perjalanan saya justru harus duduk berhadapan dengan
ibu-ibu ngapak. -__-
Belum ada Komentar untuk "Audisi SUCI 8 Surabaya"
Posting Komentar